Saturday, October 31, 2015

SELAMAT JALAN PAK RADEN


Pak Raden adalah tokoh terkenal di Indonesia. Blangkon, baju beskap hitam, kumis tebal melengkung, mata melotot, dan suara yang galak adalah trademarknya. Di tahun 80-an , pada hari minggu , ia hampir selalu muncul dalam film boneka si Unyil di TVRI.

Figur di balik karakter Pak Raden adalah Pak Suyadi, seorang animator, puppeteer, illustrator, pendongeng, penulis, aktor dan dosen. Beliau adalah pencetus film si Unyil. Tanggal 30 Oktober kemarin, beliau meninggal dunia. 

Ketika kuliah, saya dan dua orang teman sekelas pernah menghadiri workshop mendongeng di mana beliau adalah seorang pembicaranya. Beliau sudah siap dengan puppet , spidol dan papan tulis. Beliau bertanya mau didongengkan dengan boneka atau dengan illustrasi. Dalam hati saya berteriak : illustrasi, namun saya tidak berani bersuara, sedangkan peserta workshop yang hadir kebanyakan teriak : boneka. Maka mendongenglah beliau dengan boneka. Saya sudah lupa ceritanya. Saya hanya ingat kekesalan saya terhadap diri sendiri karena tidak berani bersuara. Mengapa saya kesal ? Karena saya suka sekali dengan gambar gambar yang dibuat Pak Suyadi.

illustrasi Pak Suyadi selalu hidup dan beremosi
Perjumpaan saya dengan karya Pak Suyadi, terjadi sebelum Unyil muncul. Saya ingat sebelum saya bisa membaca, saya melihat lihat gambar di dalam buku Kisah Fantasi Hans Christian Andersen terbitan Djambatan. Ketika saya besar kemudian baru sadar bahwa Pak Raden-lah yang membuat gambar gambarnya.

gambar diambil dari website: tokopedia
Waktu saya kerja di sebuah rumah produksi, seorang kenalan sempat bercita-cita membeli hak cipta film Unyil untuk diproduksi ulang dalam versi modern. Bahkan kenalan ini sampai mengejar Pak Suyadi. Hasilnya: ditolak. 

Kenalan itu berkata bahwa ketika ditemui, Pak Suyadi memakai kostum Pak Raden, dan berbicara seolah olah program si Unyil masih aktif. Aneh. Tapi mungkin lebih tepat dikatakan: berapi-api. Berapa banyak orang yang mampu konsisten menghidupkan impiannya ?

Iku, adik kelas saya saya pas jaman kuliahan ternyata kenal baik dengan Pak Suyadi. Iku tergabung dalam komunitas pendongeng di Indonesia. 
Beginilah komentar Iku tentang Pak Suyadi
Rika Endang Triyani alias Iku, saat menghadiri pemakaman Pak Suyadi
"Salah satu ajaran Pak Raden adalah saat mendongeng, kita harus mendahulukan anak2
Di salah satu acara KPBA di ged pariwisata monas, saat panitia sudah beberes karena acara telah selesai, ada rombongan sekolah baru hadir.. mereka kecewa karena terlambat.. Pak Raden langsung menyambut mereka dengan hangat, meminta mereka duduk mengelilinginya dan mendongeng beberapa cerita...
Selesai bercerita, anak2 pulang dengan senyum lebar...
Kami pun mendapat pelajaran berharga.. senyum anak2 itu adalah bayaran tak tergantikan"

Dan, Iku sempat kontak dengan beliau pada minggu terakhir kehidupannya,

"Rabu kemarin seharusnya menjemput dan mengantar beliau ke presscon acara Festival Dongeng .. tapi beliau krn kondisi, memilih naik taksi alias mobil sedan daripada innova.... dan karena kondisi juga akhirnya beliau tidak datang ke presscon itu.
Kangen sekali ngobrol dengan bapak... karena setiap kali mendampingi bapak mendongeng,bapak selalu membagi ilmunya... kami selalu saling bercerita kondisi masing2.. beliau selalu menanyakan 3A ( tiga anak perempuan Iku )
Selamat jalan guru mendongeng kesayanganku...
Engkau lebih dari sekedar kenangan masa kecil..
Karena ajaranmu, aku menjadi pendongeng seperti sekarang ini..
Insya Allah kami akan meneruskan semangat bapak untuk terus menceriakan anak2 Indonesia"


Selamat Jalan Pak Raden alias Pak Suyadi, semoga cinta bapak terhadap dongeng terus dilanjutkan oleh generasi muda Indonesia. 
Merdeka ! ( menirukan salam penutup di setiap episode si Unyil )






  

No comments:

Post a Comment