Monday, November 17, 2014

Tentang Nama

(Peringatan untuk teman-teman :
posting ini bersifat selfie dan rohani)

Papa dan mama saya bukan orang yang senang cari nama
Akibatnya, saya dinamai oleh pendeta dari gereja ,
dan adik saya, Michael, dinamai oleh Oom saya.
Suami saya juga sama, tidak senang cari nama.
Jadi ketiga anak kami, semuanya saya yang kasih nama.

Untung mereka bukan Adam (manusia pertama)
yang ditugaskan memberi nama
kepada semua binatang di Taman Eden.
Bisa garing mereka, kalo harus cari nama.
Lain dengan saya, saya senang sekali cari nama.

Saya sendiri tidak terlalu ngeh dengan arti nama saya.
Pokoknya yah, nama saya Tirsa,
dengar-dengar adalah nama sebuah kota di Alkitab.

Sampai sekitar lima tahun yang lalu
saya ketemu dengan seorang pendeta
yang juga punya anak yang bernama Tirzah,
lain ejaannya tapi artinya sama.

" Oh kamu namanya Tirsa ? Sama dengan nama anak saya.
Tirsa itu artinya : she is my delight."

Saya mesem mesem saja.

Lalu pada hari senin minggu lalu,
terjadilah sesuatu yang di luar kebiasaan saya.
Hati saya terdorong untuk membaca Psalm( Mazmur ) 157.
Pas saya buka Alkitab, ternyata Mazmur yang paling akhir itu 150,
jadi tidak ada 157. Yah sudah, saya baca saja yang dekat, 147 .

Sampailah saya pada Psalm147 :11
The Lord delights in those who fear him,
who put their hope in his unfailing love

Beginilah pikiran saya ...
The Lord delights.. hmmm... delights
itu kan arti nama saya " she is my delight "...
The Lord delights in those who fear him,
who put their hope in his unfailing love
artinya jika saya takut Tuhan dan  saya berharap pada kasih setianya...
Maka saya akan menjadi delight-nya Tuhan, kesenangan-Nya Beliau

Takut Tuhan bagaimana yah ?
Yah.. berarti takut sama Tuhan bukan dengan yang lain
Terus terang, saya ini orangnya gampang takut
Takut sakit, takut nama saya tercemar, takut menolak
takut penolakan.. banyak yang saya takuti
Namun jika saya takut sama Tuhan..
yang lain-lain itu saya tidak takut lagi..
Enak dong...asoy deh

lalu masuk ke ciri kedua dari kesukaannya Tuhan
yaitu : who put their hope in his unfailing love

Kalau soal berharap, saya sadar bahwa sering saya berharap kepada
yang lain-lain, yang bukan Tuhan..
misalnya berharap kepada diri sendiri, berharap kepada orang tua,
kepada teman, kepada gereja, kepada uang, kepada suami

Pemikiran seperti itu kan gawat...
jika saya hanya berharap kepada suami,
bisa-bisa suami itu jadi Tuhannya saya
Tapi juga bukan berarti lalu saya mau mandiri
lepas dari suami... kalau begitu kan berarti
saya berharap kepada diri sendiri
( menuhankan diri sendiri... )

Yah.. pokoknya sejak membaca Mazmur 147 itu
saya jadi bertekad untuk betul betul takut Tuhan
dan berharap sama Tuhan..
saya jadi bertekad untuk menyediakan waktu khusus
untuk berdoa dan baca Firman
saya juga bertekad untuk melibatkan Tuhan dalam kegiatan saya

misalnya: sebelum masak, berdoa di dalam hati
Tuhan Yesus, tolong yah supaya masakan saya enak dan bergizi
atau sebelum mengajar sekolah minggu , berdoa juga bertanya:
Tuhan , saya harus ajar apa yah anak-anak pada hari minggu ini
atau jika saya punya pikiran buruk
Tuhan , tolong dong, kok pikiran saya jelek sekali
eh malah ada sesuatu di dalam hati yang berkata
"Kamu mau Saya temani ?"
" Mau ..mau banget !" jawab saya dalam hati

Saya beriman itu adalah suara Roh Kudus
yang menjawab permintaan saya
seperti kata John 14:26
"But the helper the Holy Spirit, whom the Father will send in my name,
he will teach you all things and bring to your remembrance
all that I have said to you,"

Sudah masuk minggu kedua ,
di mana saya menyediakan waktu buat Tuhan dalam hidup saya.
Hidup rasanya indah sekali.
Saya merasakan bagaimana menjadi kesukaannya Tuhan..
Asoyyyyy !

ditulis oleh Tirsa yang artinya sejak minggu kemaren bertekad menjadi :
The Lord's Delight ... tapi bukan Turkish Delight ( kue kering ala Turki ).