Sunday, February 22, 2015

Ikan dan Surplus

burger salmon, saus lemon pakai daun bawang dan daun kemiri,
tumis jamur, zuchinni, paprika

Salah satu ucapan selamat untuk tahun baru imlek adalah
nian nian youyu yang berarti makin tahun makin sukses
kata yu( surplus ) di kalimat ini bunyinya sama dengan kata yu yang berarti ikan
Dengan demikian, hidangan ikan biasanya muncul pada tahun baru imlek

Tahun baru imlek kali ini, kami rayakan di rumah seorang teman
yang sekalian juga merayakan anniversary-nya sekalian juga menyediakan tempat untuk persekutuan rumahan
( Happy anniversary dear Lucy and John )
Menunya lebih ke-korea-korean daripada ke-cina cinaan...
walaupun Lucy masak kaki babi
( kamysa Lus, walopon oe tidak suka kaki babi tapi oe sampai tambah dua kali makan ni punya ayam goreng gochuzang dan lumpia )

Di rumah ortu di Jakarta menu makanan yang mama saya masak
ialah nasi hainan dan ikan bandeng...
Nasi hainan sih tidak terlalu susah bikinnya
tapi bandeng... apalagi bandeng presto, yah saya menyerah...

Namun saya jadi ngiler makan ikan...
Puji Tuhan minggu lalu, pas main ke rumah teman,
disuguhkan tumis ikan tilapia dengan
saus lemon, bawang, dan daun kemiri... ( terimakasih Sandra )...

Hari minggu ini, kebetulan masih ada salmon burger beku yang sudah beberapa bulan parkir di freezer... Karena tidak punya roti burger dari supermarket, akhirnya buat lauk makan nasi saja...

Saya juga bikin saus lemon, daun bawang dan daun kemiri
seperti yang di rumah Sandra kemaren.
Nah saos itu enak sekali.. mirip dabu-dabu ...
Tapi lebih creamy karena pakai mentega...

Resep : 1 genggam cilantro/ daun kemiri... potong-potong
             4 tangkai bawang daun..potong potong
             1 sendok makan mentega
             air perasan satu buah lemon
       
panaskan mentega di kuali...masukkan cilantro dan bawang daun yang sudah dipotong. tumis sampai layu. masukkan garam dan lada hitam bubuk. taruh di mangkuk kecil, tambahkan air perasan lemon.

Bon appetitte 

Thursday, February 5, 2015

Antara Aku, Saya, Kamu dan Kau

Keluarga saya tidak menggunakan kata aku. Mama dan Papa pakai kata saya ketika berkomunikasi antar mereka. Almarhum Oma pakai kata Ik karena terpengaruh dengan pendidikan Belanda. Anak-anak menggunakan nama panggilan untuk membahasakan dirinya kepada keluarga yang lebih tua. Terhadap guru dan orang-orang yang dihormati , saya dan adik menggunakan kata saya. Terhadap teman-teman , kami menggunakan kata gue .

Aku dan kau hanya saya jumpai dalam lagu atau bacaan yg agak serius. Kadang saya dengar juga kata aku dan kau ketika berjumpa dengan teman yang bersuku Batak.

Untuk memperjelas situasi, saya lahir tahun 70-an, bertumbuh pada tahun 80-an. Lalu tahun 90-an, saya mendengar anak-anak kecil lebih sering memakai aku dariapada saya. Aku menjadi lebih populer daripada saya. Lebih informal. Tapi lebih halus daripada gue. Aku juga digunakkan untuk pasangan , baik pacar ataupun suami istri.

Tapi lucunya, walaupun aku lebih sering digunakan, namun pasangannya yaitu kau tidak terlalu sering. Aku dipasangkan dengan kamu ...
Kok saya tidak sreg yah... saya-kamu, aku-kau... kan seharusnya demikian...

Bahasa adalah sesuatu yang organik. Apalagi bahasa lisan. Walaupun ada kaidah , namun dalam penerapannya, terserah yang berbicara . Jadi yah ... oke lah..
Bahasa tulisan, lain perkara. Jika saya melihat sesuatu yang salah kaidahnya dalam bentuk tertulis, rasanya kok agak gatal gitu.

Kenapa tema ini jadi muncul di benak saya, karena minggu lalu saya menulis cerpen dan ada seorang teman yang bilang, jangan pakai saya bila naratornya orang pertama. Kesannya formal. Pakailah aku. Informal dan dekat dengan pembaca.

Setelah berpikir-pikir lagi, saya akhirnya sadar, bahwa dalam bercakap cakap, saya jarang menggunakan kata kamu atau kau. Kesannya kurang sopan. Meng-kamu-kamu-kan orang lain. Saya lebih sering memanggil orang kedua dengan nama mereka.

Dalam bahasa inggris , hal ini tidak terjadi. Biar terhadap orang yang lebih tua atau berpangkat, I-you , adalah kaidah yang terjadi dalam lisan maupun tulisan.
Bahasa Jepang lebih mirip dengan bahasa Indonesia, karena anata  yang artinya kamu, hanya digunakkan untuk pasangan ( pacar, tunangan, suami atau istri ).

Saya teringat akan mama saya yang membatin karena cucunya yang tidak terlalu menguasai bahasa Indonesia , memanggil mama saya dengan kamu.

" Oma, kamu udah makan ?"

Ini adalah tantangan buat papa dan mamanya untuk mengajarkan bahasa indonesia kepada anak yang tumbuh dalam lingkungan yang berbahasa inggris.