Monday, November 2, 2015

Daun Gugur dan Semak Menyala

Memasuki bulan Oktober dan November, daun di pohon mulai berubah warna. Setelah dinikmati keindahannya, gugurlah daun tersebut. Halaman rumput dipenuhi oleh daun warna warni yang suaranya garing jika diinjak. 

pohon ornamental pear di depan rumah
Saya berharap hidup saya seperti daun itu. Makin tua, makin berwarna, makin tua, makin bisa dinikmati keindahannya. Sekarang sih belum tua, masih muda.

Mulailah kami sibuk, mengumpulkan daun gugur itu. Setelah dikumpulkan dengan alat semacam garpu (rake), dimasukkan ke kantung kertas. Pada hari tertentu akan diangkut oleh truk kompos. 

Perubahan warna juga terjadi pada daun semak-semak atau tanaman perdu. Di rumah saya tumbuh sejenis semak yang namanya "burning bush", atau semak menyala. Warnanya kalau musim panas ialah hijau, namun di musim gugur akan berubah menjadi merah menyala. Bagus sekali. 
burning bush di dekat talang air
Hari ini kebetulan cuacanya hangat. Matahari mencorongkan sinarnya. Langit biru cerah. Indah sekali. Periode cuaca yang tiba tiba menghangat di musim gugur yang sebetulnya sudah dingin disebut Indian Summer. 

Menikmati Indian summer yang pendek, dengan rumput yang dipenuhi daun gugur rasanya nikmat sekali. Beberapa pohon yang belum meranggas serta perdu burning bush seakan memamerkan warna warni mereka. Ah sesuatu bingits, demikian saya meminjam istilah yang sering dipakai dalam media sosial. 

Saya jadi ingat cerita guru sekolah minggu tentang Musa dan semak menyala. Saat itu Musa melihat penampakan yang aneh, sebuah semak menyala tapi daunnya tidak terbakar. Ternyata itu adalah tanda yang diberikan Tuhan kepadanya. 
jika summer hijau, jika fall merah
Semak menyala alias the burning bush, memberikan pesan kepada hati saya, bahwa sampai saat ini, Tuhan masih menyapa anak anakNya. Mungkin lewat kotbah, kebaikan dari sesama, lagu pujian yang indah, atau alam yang luar biasa. Menikmati sapaan Tuhan ...ah rasanya sesuatu bingits.  

No comments:

Post a Comment