Perkenalkan adik saya, Michael
yang
selisih umurnya hanya 11 bulan dengan saya.
Tidak lama setelah melahirkan saya, mama hamil
lagi,
dan Michael lahir ketika ia berusia 8 bulan.
Walaupun saya sempat ngedumel,
karena kami selalu satu tingkat di sekolah,
bahkan pernah dua kali sekelas, sesungguhnya saya bersyukur karena dia
adalah adik yang baik.
Dia welas asih kepada kakaknya
yang kadang berhati
preman ini
( walaupun bertampang malaikat).
Ketika kelas 1 SD, kami diberi uang jajan
seratus rupiah.
Jaman tahun 80-an, uang itu bisa membeli :
mie goreng/ nasi uduk/nasi goreng (50 rupiah),
pisang goreng/tape goreng/kacang bawang(25 rupiah)
dan sirop merah (25 rupiah).
Jadi lumayan mengenyangkan.
Walaupun dikasih uang jajan,
kami berdua dibekali makan
siang berupa roti,
kebetulan juga jaman itu papa masih usaha roti di rumah.
Nah biasanya walaupun dibawakan,
saya lebih senang
jajan di kantin.
Jadi seringnya rotinya tidak dimakan.
Ketika bel pulang berbunyi dan sekolah usai,
di luar sekolah
banyak jajanan yang lebih seru daripada di kantin. Ada bakso, es doger, es
batangan, bubur ayam, otak otak mini, dll. Yang paling murah dan cocok buat
snack ialah otak-otak.
Harganya 25 rupiah. Juga ada pempek mini, yang sebetulnya hanyalah bulatan tepung
sagu yang digoreng.
Rasanya enak menurut saya dan harganya lebih miring lagi
yaitu 25 rupiah dapat 2.
Nah karena uang sudah saya habiskan di kantin,
saya
lalu minta uang sama Michael.
Michael jarang jajan di kantin, jadi uangnya masih utuh.
Saya hampir setiap hari pinjam uang sama dia,
lalu bilang nanti diganti.
Tapi
hari demi hari uangnya tidak pernah diganti
dan saya terus menerus pinjam
dan
dia terus menerus meminjamkan.
Hahahah, dia adalah adik yang sangat baik.
Seingat saya kejadian ini terus berlangsung hampir selama setahun. Lalu
sepertinya, saya mulai tahu diri dan tidak melakukan itu lagi. Dan uangnya
Michael tidak pernah saya ganti.
Untung dia tidak marah. Mungkin dia sudah
lupa.
No comments:
Post a Comment