Roti dan kue yang dijual di sana, rasanya unik. Tidak terlalu lembut dan tidak terlalu keras. Pas. Selain kue kue ala Eropa juga tersedia jajan pasar. Favorit saya adalah arem-arem ayam. Gurih , legit dan mengejutkan, jika cabe rawit di dalamnya tergigit.
Arlene, istri saya, paling suka dengan
roti keset keju coklat. Lembut
dengan tekstur vertikal yang membuatnya gampang dikeset. Hari ini , misi saya membawa pulang
roti keset itu untuk Arlene tercinta.
Sayangnya, saya datang kesiang karena
menemani istri ke dokter kandungan.
Roti keset keju coklat lumayan disukai
orang. Sehingga di siang hari, biasanya sudah habis.
Semoga dapat.. semoga dapat, doa saya
dalam hati.
Saya turun dari kendaraan umum .
Suasana hiruk pikuk di jalan, langsung hilang begitu masuk ke dalam
bakery Bona. Wangi harum roti menyambut saya. Musik instrumental
dipasang pelan. Bakery ini bersih dan rapih. Etalase kaca yang
berkilauan dijajari roti dan kue. Di ujung dekat kas register, ada
mesin kopi dan es krim. Di pojok ada dua set bangku dan meja
bertaplak kotak kotak merah. Tamu bisa makan minum di situ.
Di depan saya ada beberapa orang yang
antri. Mata saya seperti radar, mengamati etalasye.Roti bulat,
roti tawar, roti sosis.. nah itu dia roti keset coklat keju. Masih
ada 4 buah. Bagus. Arlene kedapatan ngidamnya. Radar mata pindah ke
bagian kue tradisional , mencari arem-arem. Masih banyak. Cihuy.
Para pelanggan dilayani satu per satu.
Di depan saya, seorang perempuan muda memakai baju seragam putih. Dia
membawa seorang anak balita montok .Saya tersenyum dalam hati .
Mungkin nanti , saya dan Arlene akan mendapatkan anak seperti itu.
Ganteng dan gemuk. Arlene mau anak laki-laki dan saya mau anak
perempuan. Namun ,setelah apa yang terjadi, kami sudah sangat bersyukur jika dapat anak yang sehat.
“ Suster, aku mau es krim, “ kata
bocah itu kepada perempuan itu.
Pantas pakai baju putih-putih. Mungkin
nanti kami harus punya suster juga untuk bantu Arlene jaga bayi.
“ Mau rasa apa? “ tanya pegawai
bakery
“ Tunggu dulu, Dik, “ kata si
suster kepada anak asuhannya. “ Roti yang itu, “ kata suster
kepada pegawai bakery sambil menunjuk roti keset coklat keju yang
ternyata tinggal satu-satunya.
Alamak. Tadi masih ada 4. Kok sekrang
tinggal satu. Rupanya orang-orang yang tadi ada di depan saya,
membeli roti itu. Bagaimana dengan istri saya ? Pasti kecewa dia.
Ngidamnya tidak terpenuhi. Hati saya mulai panik. Mungkin
saya harus beli roti yang lain ? Mudah-mudahan masih ada stock roti
itu di dapur.
Bocah itu sudah mendapatkan es krim.
Suster membawa bungkusan roti keset idaman istri saya.
“ Mau roti yang mana Pak ? “ tanya
pegawai bakery dengan ramah
“ Saya mau roti keset keju coklat, “
jawab saya
“ Wah , sayang sudah habis, Pak.
Mungkin yang lain. Roti keset kombinasi ? Atau yang kismis ? “
kata si pegawai memberikan alternatif.
“ Maunya yang keju coklat. Apa
masih ada stocknya ? “ tanya saya
“ Coba saya lihat di dapur, “
jawabnya.
Dia menghilang dan beberapa menit
kemudian, dia kembali.
“ Tidak ada , Pak. Maaf . Mau coba
roti kayu manis ? “
Saya menggelengkan kepala lalu
mengeloyor pergi. Lemas rasanya. Kecewa dengan diri sendiri. Mustinya
saya datang lebih pagi.
Di meja pojok, suster dan bocah itu
duduk. Si bocah montok menjilati es krimnya. Ah muncul ide di benak
saya. Saya menghampiri mereka.
“ Maaf Bu. Saya mau tanya.. Boleh
tidak saya beli roti ibu ? “
Si suster diam Nampak terkejut karena tiba-tiba saya dekati .
“ Istri saya sedang ngidam makan roti
coklat keju. Roti yang ibu beli, adalah roti yang terakhir. Kalau
bisa, saya beli deh rotinya. Lebih mahal juga tak apa-apa, “ kata
saya
Setelah beberapa saat, suster itu
menjawab.
“ Kalau ini roti saya, saya
kasih sama bapak. Tapi ini pesanan majikan, “ katanya
“ Ah, bilang saja, rotinya sudah
habis, “ saya menjawab
“ Tapi itu kan namanya bohong. Saya
ini maunya jujur, “ kata dia.
“ Bagaimana kalau saya tanya sama
majikan ibu. Saya telpon deh pake handphone saya yah, “
Suster tersebut mulai meninggikan
suaranya.
“ Jangan Pak. Majikan saya orang
sibuk. Jangan ditelepon, “
“ Tolong deh . “kata saya
Tiba-tiba si anak menangis. Es krimnya
jatuh.Tangisannya mengundang perhatian orang -orang di dalam bakery
itu. Saya jadi malu melihat mereka menatap kami. Seorang pegawai
bakery mendatangi kami.
“ Maaf, pak. Yuk ikut saya sebentar,
“ katanya dengan ramah tapi tegas.
Wajah saya rasanya panas karena malu.
Saya mengikuti dia seperti seperti lembu dicucuk hidungnya. Tapi saya
tidak dibawa ke pintu keluar, melainkan masuk ke dalam lorong bakery.
Wangi harum roti makin tajam. Suara musik instrumental berganti
dengan dengungan mesin. Mungkin suara blender atau mixer. Hawa terasa
panas ;mungkin datang dari oven. Kami masuk ke dalam ruangan yang
kecil . Ada meja tulis dan lemari .
Seorang wanita berusia 50-an duduk di
meja tulis itu. Wajahnya lonjong , berkaca mata dengan rambut ikal
sebahu. Ia memakai baju berwarna cerah. Suaranya ramah namun tegas.
“ Saya Ibu Bona. Kenapa kamu ribut
ribut di bakery saya ? “ tanyanya
Dengan perasaan bersalah, saya pun
bercerita tentang roti keset coklat keju yang sudah habis.
“ Kenapa tidak beli yang lain saja ?
“
Saya bercerita tentang istri saya
Arlene yang sedang ngidam. Ia mendengarkan dengan seksama.
“ Wah.. selamat . Anak yang ke-berapa ? “ tanyanya
“ Ini anak pertama . Tapi kehamilan yang ketiga. Istri saya sudah dua kali keguguran. “
Ibu Bona terdiam sejenak . Lalu ia berdiri dan bicara dengan seseorang di interkom. Ketika ia meraih interkom, saya mengamati tangan Ibu Bona . Rupanya ada cacat di tangannya. Jari manis dan kelingkingnya seperti buntung dan saling menempel satu sama lain.Cepat-cepat saya alihkan pandangan saya. Untunglah tak lama kemudian, masuklah seorang
lelaki dengan baju yang berlumuran tepung.
“ Nata, tolong bikin roti keset keju
coklat dua loyang yah, “
“ Saya masih kerjain pesenan roti
sosis, Ibu Bona, “ jawab Nata
“ Suruh yang lain saja. Kamu bikin
roti keset sekarang, “
Pegawai yang bernama Nata itu
menganggukan kepala menuruti perintah atasannya.
" Beres Bu Bona, "
“ Ibu Bona, terimakasih banyak , “
kata saya.
“ Sama-sama, “ jawabnya sambil
tersenyum. “ Semoga kehamilan istri kamu lancar, “
“ Terimakasih, “ jawab saya lagi
dengan perasaan terharu.
Kami tidak makan nasi malam itu.
Arlene menghidangkan teh panas . Kami
mengganyang roti keset sampai kenyang. Arlene menitikkan air
mata mendengar perjuangan saya serta kebaikan ibu Bona.
“ Makasih ,Mas.Kamu berani malu buat
saya, “ katanya. “ Juga..semoga Tuhan bikin bakery Bona laris
manis, “
Enam bulan kemudian, anak kami lahir.
Seorang anak laki-laki yang sehat dan montok. Kami namakan anak kami,
Iman. Tiap minggu kami sekeluarga berbelanja ke Bakery Bona . Arem
arem buat saya, roti keset buat Arlene dan es krim untuk Iman. Ketika
Iman genap setahun, kami memesan kue ulang tahun dari Bakery Bona.
Kue black forest dengan hiasan kereta api dan binatang binatang .
photos courtesy of Frais Pattiserie
Gading Riviera Blok RB13/10, Kelapa Gading - Jakarta Utara.
Tel : (021) 4587 8460. Store hours : 8am - 6pm
photos courtesy of Frais Pattiserie
Gading Riviera Blok RB13/10, Kelapa Gading - Jakarta Utara.
Tel : (021) 4587 8460. Store hours : 8am - 6pm
No comments:
Post a Comment