Thursday, March 27, 2014

MAIN HAKIM SENDIRI


Tukang main hakim sendiri
Kalau agama dan masyarakat mengijinkan,
saya senang main hakim sendiri.
Orang itu menyebalkan...gampang, tembak aja
Si Anu bikin masalah, mudah, bunuh aja
Tuan X reseh , mari kita gebukin

Jangan kuatir, saya tidak demikian
( saya tidak menulis blog ini dari sel penjara, kok )

Namun dalam kehidupan sehari-hari
mudah buat saya untuk menghakimi
dengan cara yang lebih halus
seperti ngomongin orang lain
nganalisa tindakan dan motivasi orang

Kalo suami saya kebetulan pas lagi hadir ketika saya sedang ngomongin orang
Saya suka ditegur...
Menurut dia tidak ada gunanya,
Lebih baik, saya pakai waktu dan tenaga untuk ngurusin keluarga
daripada ngurusin tingkah polah orang lain

Bijaksana, suami saya.. walaupun jarang ngomong
( soalnya dia lebih banyak main game di komputer )

Kalo dipikir memang betul...
Ngapain sok jago menghakimi orang
Jadi hakim itu tidak gampang
sekolahnya lama, pelatihannya makan waktu
( saya pun kalau mau, rasanya otak tidak mampu )

Demikian juga ,ngapain saya memikirkan motivasi orang lain
Emang saya psikolog ?
Jadi psikolog pun sulit...
Musti sekolah tinggi-tinggi, musti praktek, dll

Namun apa daya, kalo demen menghakimi , gimana yah
Tertekan jiwa-ku....
jika tidak membunuh orang orang reseh
jika tidak ngegosip
Solusi-nya adalah dunia hiburan

Makanya , saya suka dengan film Hannibal Lecter
( hidup Anthony Hopkins )
Dia bisa seenaknya bunuh orang yang menyebalkan
atau yang dia pikir layak dibunuh
And He did it with style !
Mads Mikkelsen, Hannibal-nya serial TV
Saya juga suka film dan novel detektif/ misteri
Tapi kenapa yah , cerita detektif modern,
orang dibunuh untuk memuaskan napsu si pembunuh
( biasanya pembunuhnya rada psycho )

Miss Marple, detektif yang manis
Kalo di novel Agatha Christie
orang dibunuh karena uang,cinta, atau kekuasaan
Dalam novel Tirai, novel terakhir detektif Poirot
ada satu psycho , yang hobinya bikin orang bunuh diri
tentu dengan cara yang halus, alias persuasif

Hobi saya nonton film detektif
ternyata nular juga kepada anak-anak saya
Kita semua suka nonton serial Monk
( Memang cuma suami aja yang bisa menularkan hobi main computer game,
saya juga tidak mau kalah dong... hhehehe)
Detektif favorit keluarga kami, Mr. Monk
Kalo nonton Monk, biasanya anak-anak tutup mata pas ada gambar mayat
Tapi terus terang, saya belum ijinkan mereka untuk nonton Hannibal Lecter
Mungkin kalau sudah 17 tahun, boleh lah...

Jadi.......
saya mau berusaha.. makin hari makin baik
makin tidak ngegosip, makin tidak menghakimi
namun menikmati film/buku detektif
Amin.....

No comments:

Post a Comment