Ada seorang jutawan yang murah hati.
Dia ingin bagi-bagi harta karena hartanya terlalu banyak.
Dia sumbang kepada gelandangan, yatim piatu, narapidana,
pelacur, pengemis, pembunuh, pencuri dan sampah masyarakat lainnya.
Tetap saja hartanya tidak berkurang. Malah tambah banyak.
Suatu hari dia punya ide baru.
Dia akan mengundang orang-orang untuk naik kapal pesiar gratis.
Dengan mudahnya, dia beli sebuah kapal pesiar.
Dia pekerjakan anak buah kapal yang handal dan bertanggung jawab.
Kapal itu pun dibetulkan,dibersihkan,diperlengkapi,sampai siap untuk berlayar.
Lalu dia mulai sebar undangan.Ia suruh sekretarisnya mengirimkan
undangan kepada semua orang yang namanya tertera di dalam buku telepon.
Di dalam undangan ditulis jelas-jelas bahwa acara naik kapal ini gratis.
Sayangnya banyak yang tidak ikut berlayar.
Ada yang alasannya sibuk, repot atau tidak ada waktu.
Banyak pula yang merasa bahwa undangan ini adalah tipuan belaka.
Pada hari keberangkatan, dari semua yang diundang hanya
setengahnya yang hadir untuk berlayar.
Mesin dinyalakan. Jangkar dinaikkan. Peluit kapal nyaring terdengar.
Para penumpang melambaikan tangan kepada orang-orang di darat.
Kapal siap untuk berlayar.
Berbagai ragam orang-orang yang naik kapal.
Ada yang keren, ada yang kere.
Ada yang miskin , ada yang kaya.
Ada yang menyenangkan , ada yang meyebalkan.
Ada yang normal , ada yang aneh.
Ada yang gila ,ada yang waras.
Ada yang sakit , ada yang sehat.
Si jutawan benar-benar memikirkan kenyamanan penumpangnya.
Untuk yang sakit, disediakan tim medis serta obat-obatan.
Untuk yang gila, disediakan psikiater.
Untuk yang bosan, disediakan berbagai hiburan.
Yang gemar olahraga bisa pergi ke fasilitas indoor gym yang lengkap.
Untuk yang shopaholic bisa berbelanja free of charge .
Makan di buffet 3 kali sehari gratis.
Bar penuh dengan minuman serta makanan ringan tanpa bayar.
Semuanya kebutuhan tersedia, dan semuanya gratis.
Ada penumpang yang tidak paham dengan kebaikan sang jutawan.
Dengan berbekal biskuit dan air mineral, sang penumpang ingin hemat.
Setelah beberapa hari , ia akhirnya sadar bahwa semua makanan dan minuman gratis.
Sambil berjalan ke buffet, ia menjitak kepalanya sendiri. Dasar tolalit.
Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Seorang penumpang yang berlatar belakang kriminal ,
mengunakan keahliannya nilep I-Phone di toko elektronik di dalam kapal.
Tindakan ilegal tersebut terdeteksi security camera.
Ketika ia keluar dari toko, satpam menghampirinya.
Ia pun mengaku karena takut dibuang ke laut oleh si satpam.
Dengan ramah satpam itu memberi tahu bahwa semua barang yang diinginkan
bisa diambil dari toko tanpa harus bayar.
Dengan malu-malu, sang pencuri itu, mengembalikan I phone itu.
Ia pergi ke toko mainan untuk mengambil boneka kelinci buat anaknya.
Ia berpikir, kalau semuanya gratis, buat apa mencuri.
Ia hanya tinggal ambil yang ia butuhkan.
Terjadi pertengkaran di antara beberapa penumpang.
Rupanya mereka saling membanggakan dirinya, sampai akhirnya ribut.
Seorang anak kapal menasehati, daripada ribut,
lebih baik berenang di kolam renang Olympic size
atau berendam di jacuzzi sambil minum champagne.
Akal sehat menang. Mereka pun memilih untuk bersenang-senang.
Saya adalah salah satu penumpang di kapal pesiar.
Saya merasa berhutang karena mendapatkan undangan gratis ini.
Dengan demikian , untuk membalas budi sang jutawan,
saya ambil sapu dan mulai menyapu dek kapal.
Setelah satu jam menyapu, saya mulai merasa lelah.
Namun saya paksakan diri untuk tetap menyapu.
Sampai akhirnya, saya ditegur oleh seorang janitor.
Dengan sopan , ia minta saya untuk menyerahkan sapu itu.
Dengan tidak enak hati, saya berikan sapu saya.
Ia mengeluarkan soundless industrial size cordless vacuum .
Deck yang sudah bersih, jadi berkilauan.
Dengan perasaan malu , saya duduk di kursi.
Berusaha untuk rileks.
Berusaha untuk mencoba semua fasiltas gratis yang ada di kapal pesiar itu.
Berusaha untuk menikmati kebaikan jutawan yang murah hati.
Terimakasih Pak Jutawan !